LAPORAN
PENDAHULUAN
PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
ELIMINASI
URIN
A.
PENGERTIAN
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi
dari plasma darah di glomerulus (Tarwoto dan Wartonah,2006)
B.
POHON MASALAH
C.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengkajian
fungsi otot destrusor
2. Radiologi dan
pemeriksaan fisik (mengetahui kelainan dantingkat keparaan dasar panggul)
3. Cystometrogram
dan elektroyogram
(Asmadi,2008)
D.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Urgensi : Creamestrogen vaginal, antikolenergik, imipramin
(tofralin). Diberikan pada malam hari dan dianjurkan sering berkemih
2.
Over flow inkotinensia : Meningkatkan kontraksi kandung
kemih
(Asmadi,2008)
E.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon 1982,
terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1)
Pola
Kesehatan : Menggambarkan pola
pemahaman klien tentang kesehatan, dan bagaimana kesehatan mereka diatur.
2)
Pola
Nutrisi : Menggambarkan
kinsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi pola
konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa,
suhu tubuh, tinggi dan berat badan
Kaji Pasien tentang :
·
Jenis
dan jumlah (makanan dan minuman)
·
Intake
adan output cairan
Cara mengkaji masalah pasien :
·
Apasaja
yang biasanya anda konsumsi sehari-hari (pagi, siang, malam)?
·
Bagaimana
konsumsi cairan anda perhari ?
3) Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi (usus besar, kandung kemih,
dan kulit), termasuk pola individu seehari-hari, peerubahan atau gangguan, dan
metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi
Kaji pasien mengenai :
·
Kebiasaan
pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri, mokturia,
kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan lain
·
Data
pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia, rektum, prostat)
Cara mengkaji masalah pasien :
·
Berapa
kali anda BAK dalam satu hari ?
·
Adakah
masalah dalam proses BAK anda ?
4)
Aktivitas
dan Latihan : Menggambarkan pola olahraga, aktivitas,
pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan
sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi).
5)
Tidur
dan Istirahat : Menggambarkan
pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
6)
Sensori,
Presepsi dan Kognitif : Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi
keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan
penghidu), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7)
Konsep
diri : Menggambarkan
bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran
diri, dan perasaan.
8)
Seksual
dan Reproduksi : Menggambarkan
kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi wanita,
pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan mengetahui alat
kelaminnya.
9)
Pola
Peran Hubungan : Menggambarkan
pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama
dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
10) Manajemen Koping Setress : Menggambarkan pola koping umum, dan
keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi stress.
11) Sistem Nilai Dan Keyakinan : Menggambarkan pola nilai, tujuan atau
kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan
keputusan gaya hidup.
(Patricia,1996)
F.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Retensi Urine : Pengosongan kandung kemih tidak tuntas
Batasan karakteristik
·
Berkemih sedikit
·
Distensi kendung kemih
·
Disuria
·
Inkotinensia aliran berlebih
·
Menetes
·
Residu urine
·
Sensasi kandung kemih penuh
·
Seing berkemih
·
Tidak ada haluran urine
Faktor yang berhubungan
·
Inhibisi arkus refleks
·
Sfingter kuat
·
Sumbatan saluran perkemihan
·
Tekanan ureter tinggi
(NANDA,2015)
2. Inkotinensia : Ketidakmampuan individu yang biasanya
kontinen untuk mencapai toilet tepat waktu untuk berkemih yang mengalami
pengeluaran urine yang tidak disengaja
Batasan karakteristik
·
Berkemih sebelum mencapai toilet
·
Inkontinensia urine sangat dini
·
Sensasi ingin berkemih
·
Waktu untuk mencapai toilet memanjang setelah ada sensasi
dorongan
Faktor yang
berhubungan
·
Faktor perubahan lingkungan
·
Gangguan psikologis
·
Kelemahan struktur panggul
·
Keterbatasan neuromuskular
(NANDA,2015)
G.
RENCANA KEPERAWATAN
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Retensi
urin berhubungan dengan sumbatan saluran perkemihan
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... X 24 jam diharapkan px dapat melakukan
BAK dengan KH :
1.
Pengosongan kandung kemih sepenuhnya (skala 1-5)
2.
Kejelasan urine (skala 1-5)
3.
Jumlah urine (skla 1-5)
|
Perawatan
retensi urin
1.
Rangsang refleks kandung kemih dengan kompres dingin
pada perut
2.
Pasang kateter urine, yang sesuai
3.
Pasang kateter residu, yang sesuai
4.
Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi
dan perkusi
5.
Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan
6.
Instruksikan cara menghindari konstipasi dan impaksi
tinja
|
1. Merangsang saraf
sehingga otot abdomen dan pelvis berkontraksi
2. Untuk membantu
mengeluarkan urine jika memungkinkan
3. Membantu
pengeluaran residu dari dalam kandung kemih
4. Mengetahui tingkat
kepenuhan kandung kemih sehingga dapat memberi terapi yang tepat
5. Membantu pola
eliminasi normal
6. Mengurangi penekana
pada urera akibat impaksi tinja
|
2
|
Inkotinensia
berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... X 24 jam diharapkan px dapat BAK secara
normal dengan KH :
1. Mencerna jumlah
cairan yan cukup (skala 1-5)
2. Mulai menhenikan
aliran (skala 1-5)
3. Toilet secara mandi
(skala 1-5)
4. Pakaian dikelola
secara mandiri (skala 1-5)
|
Perawaan
inkoinensia urin :
1.
Monitor eliminasi urin ermasuk frekuensi, konsisensi,
bau dan warna
2.
Bersihkan area kulit genetalia secara teratur
3.
Instruksikan pasien untuk minum minimal 1500 cc cairan
sehari
4.
Modifikasi pakaian dan lingkungan untuk menyediakan
akses yang mudah ke toilet
5.
Pengambilan urin untuk pemeriksaan kultur dan
sensitifitas
|
1.
Mengetahui bagaimana karakteristik urin
2.
Mencegah terjadinya iritasi akibat urin
3.
Untuk membantu pola eliminasi urin normal
4.
Untuk mempermudah melakukan eliminasi urin
5.
Mengetahui
adanya mikroorganisme penyebab inkotinensia
|
H.
IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan
interverensi
I.
EVALUASI
a.
Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan
analisis terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan.
b.
Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi
observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu)
J.
REFRENSI
Asmadi.
2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed. 6. United Kingdom:
Elsevier
Herdman,
T Heater. 2015. Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Hidayat, A. A. 2005. Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Ed.5.
Uniteed Kingdom : Elsevier
Potter,
Patricia. A. 1996.Pengkajian Kesehatan
Ed. 3. Jakarta : EGC
Tarwoto &
Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan Ed.3. Jakarta : Selemba Medika
No comments:
Post a Comment