Monday, April 24, 2017



A.      PENGERTIAN
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter dan Perry,2005).

B.       POHON MASALAH


C.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1)      HEMATOLOGI
Meliputi pemeriksaan konsentrasi hemoglobin, periksaan Sel Darah Putih (WBC), Platelet time, white blood cell differential count, red blood cell count dan hitung hematokrit. (Lylia, 2015).
2)      URINALIS
Dilakukan dengan Pemeriksaan Fisik (warna, kekeruhan, berat jenis, volume), Pemeriksaan Kimiawi (Specific gravity, pH, Blood, Leukocyte esterase, Nitrit, Protein, Glucose, Ketones, Bilirubin & Urobilinogen ), dan Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells,  Red Blood Cells,  Epithelial cells, Crystal,  Bacteria). (Lylia, 2015).
3)      FECAL EXAMINATION
a.       Pemeriksaan Makroskopik; yaitu pemeriksaan terhdap warna, konsistensi dan bentuk, serta mucus.
b.      Microscopic examination; pemeriksaan feses di bawah mikroskop melihat adanya patrasit dan cacing.
·         CHEMICAL EXAMINATION; yaitu pemeriksaan darah dalam feses (melihat perdarahan pada intestinal )
·         SERO-IMMUNOLOGY TESTS
Prinsipnya yaitu  reaksi antara antigen dan antibodi
a.       Antigen Identification, misalnya: HBsAg
b.      Antibody measurement, misalnya: Anti HBs
·         MICROBIOLOGIC EXAMINATION
Yaitu mengidentifikasi mikroorganisme dengan cara:
a.       Direct staining: melihat jamur  +/-, bacteria dll.
b.      culture of bacteria & fungi.  Sensitif terhadap antibiotic.
c.       Polymerase chain reaction yaitu untuk mendeteksi DNA/ RNA mikroorganisme (Lylia, 2015).

D.  PENATALAKSANAAN MEDIS
1.    Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakaukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan.
2.    Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan
3.    Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran
4.    Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur,parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
5.    Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati (Rahman, 2016).

E.  PENGKAJIAN KEPERAWATAN 
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1)      Pola Kesehatan : Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, dan bagaimana kesehatan mereka diatur.
2)      Pola Nutrisi : Menggambarkan kinsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan 
3)      Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi (usus besar, kandung kemih, dan kulit), termasuk pola individu seehari-hari, peerubahan atau gangguan, dan metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi
4)      Aktivitas dan Latihan : Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi).
Kaji Pasien Mengenai
·         Aktivitas kehidupan sehari-hari
·         Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, kamar mandi)
·         Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan
Cara Mengkaji Masalah Pasien :
·         Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
·         Aktivitas saat senggang atau waktu luang
·         Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri pada tungkai,
·         Gambaran dalam pemenuhan ADL
1.      Level Fungsional (0-IV)
2.      Kekuatan Otot (1-5)
5)      Tidur dan Istirahat : Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
Kaji Pasien Mengenai :
·         Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah tidur)
·         Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
·         Jadwal istirahat dan relaksasi
·         Gejala gangguan pola tidur
·         Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
·         Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk)
Cara mengkaji masalah pasien :
Ajukan pertanyaan terbuka seperti :
·         Berapalamakah tidur anda dimalam hari ?
·         Jam berapakah anda sering tidur atau bangun ?
·         Apakah tidur anda terasa efektif ?
·         Adakah kebiasaan anda sebelum tidur ?
·         Apakah anda mengalami kesulitan dalam tidur ?
6)      Sensori, Presepsi dan Kognitif : Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan penghidu), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7)      Konsep diri : Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran diri, dan perasaan.
8)      Seksual dan Repruduksi : Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
9)      Pola Peran Hubungan : Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
10)  Manajemen Koping Setress : Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi stress.
11)  Sistem Nilai Dan Keyakinan : Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup.
(Patricia,1996)

F.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko Infeksi : Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor-faktor resiko:
1.        Kurang pengetahuan untuk menghindari pemejanan patogen
2.        Malnutrisi
3.        Obesitas
4.        Penyakit kronis (mis., diabetes militus)
5.        Prosedur invasif
6.        Pertahanan Tubuh Primer tidak Adekuat : gangguan integritas kulit, gangguan peristaltis, merokok, pecah ketuban dini, pecah ketuban lambat, penurunan kerja siliaris, penurunan pH sekresi, statis cairan tubuh
7.        Pertahanan Tubuh Sekunder tidak Adekuat : Imunosupresi, Leukopenia, Penurunan hemoglobin, Supresi respon inflamasi, Vaksinasi tidak adekuat
8.      Pejanan Terhadap Patogen Lingkungan Meningkat : Terpejan pada wabah
(NANDA,2015)

G.                RENCANA KEPERAWATAN
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Resiko Infeksi berhubungan dengan pejanan terhadap patogen lingkungan meningkat.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam diharapkan status kekebalan px meningkat dengan KH :
1.      Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2.      Mendeskripsikan proses penularan penyakit , faktor yang memengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
3.      Menunjukkn kemampuan untuk mencegahtimbunya infeksi
4.      Jumlah leukosit dalam batas normal
5.      Menunjukkan perilaku hidup sehat
Kontrol Infeksi
1.      Bersihkan lingkungan setelah dipakai px lain
2.      Pertahankan teknik isolasi
3.      Batasi pengunjung bila perlu
4.      Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjun meninggalkan px
5.      Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
6.      Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kolaboratif
7.      Gunakan baju,sarung tangan sebagai alat pelindung
8.      Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
9.      Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dg petunjuk
10.  Gunakan kateter intermiten utk menurunkan infeksi kandung kemih
11.  Tingkatkan intake nutrisi
12.  Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection (proteksi terhadap infeksi)
13.  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
14.  Monitor hitung granulosit, WBC
15.  Monitor kerentanan terhadap infeksi
16.  Pertahankan teknik aseptik pd px yg beresiko
17.  Pertahankan teknik isolasi k/p
18.  Berikan perawatan kulit pada area epidema
19.  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase
20.  Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
21.  Dorong masukan nutrisi yg cukup
22.  Dorong masukan cairan
23.  Dorong istirahat
24.  Instruksikan px utk minum antibiotik sesuai resep
25.  Ajarkan px dan keluarga tanda dan gejala infeksi
26.  Ajarkan cara menghindari infeksi
27.  Laporkan kecurigaan infeksi
28.  Laporkan kultur positif
1.      1.Menurunkan  potensial terpajan pada penyakit infeksius
2.      2. Untuk menjaga lingkungan tetap steril
3.      3. Untuk mencegah penulaan infeksi /virus
4.      4. Untuk mencegah penulaan infeksi /virus
5.      5. Mencegah penyebaran patogen melalui cairan
6.      6. Mencegah penyebaran patogen melalui cairan
7.      7. Untuk menghindari dari tertular infeksi/virus
8.      8. Agar alat tetap steril
9.      9. Mencegah terjadinya risiko infeksi
10.  10 Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter
11.  11. Malnutrisi dpt memengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi
12.  Menghambat pertumbuhan bakteri patogen
13.  Mencegah terjadinya komplikasi lebih berat yang diakibatkan infeksi bakteri patogen
14.  Mengetahui tingkat virulensi suatu infeksi dan bagaimana sistem imun tubuh dalam mempertahankan kekebalannya
15.  Mengetahui sejauh mana tubuh dapat mempertahankan kekebalannya dan mencegah terjadinya komplikasi lebih berat
16.  Mencegah terjadinya infeksi silang
17.   Mencegah terjadinya infeksi silang
18.  Mencegah perluasan area infeksi
19.  Mencegah terjadinya komplikasi lebih berat yang diakibatkan infeksi bakteri patogen
20.  Mencegah terjadinya infeksi pada area post operasi
21.  Malnutrisi dpt memengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi
22.  Dehidrasi dapat memperburuk status kesehatan pasien
23.  Istirahat yang cukup

H.      IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi

I.         EVALUASI
a.       Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b.      Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu)

J.        REFERENSI
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed. 6. United Kingdom: Elsevier
      Herdman, T Heater. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
    Lylia, E. 2015. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Pengendalian Infeksi. (Online). Available at https://www.scribd.com/doc/283214751/LP-PENGENDALIAN-INFEKSI-docx. Diunduh pada 1 September 2016.
Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Ed.5. Uniteed Kingdom : Elsevier
Mubarak, W. I. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Ed 1. Jakarta : Salemba Medika.

No comments:

Post a Comment