LAPORAN
PENDAHULUAN
PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
SEKSUALITAS
A.
PENGERTIAN
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia
berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling
menghargai , memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan
timbal balik antara kedua individu tersebut ( Hidayat, 2009)
B.
POHON MASALAH
C.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Hematologi
2.
Zat kimia, nitrogen
urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
3.
Serologi,
terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
4.
Urinalis
5.
Skrining obat.
(Hidayat,2009)
D.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Terapi Non
Farmakologik : Seperti pendidikan tentang seksual, konseling seksual, dan promosi tentang
seksual
2.
Terapi Farmakologik :
Seperti
terapi hormonal
(Hidayat,2009)
E.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon 1982,
terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1)
Pola
Kesehatan : Menggambarkan pola
pemahaman klien tentang kesehatan, dan bagaimana kesehatan mereka diatur.
2)
Pola
Nutrisi : Menggambarkan
kinsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi pola
konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa,
suhu tubuh, tinggi dan berat badan
3) Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi (usus besar, kandung kemih,
dan kulit), termasuk pola individu seehari-hari, peerubahan atau gangguan, dan
metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi
4)
Aktivitas
dan Latihan : Menggambarkan pola olahraga, aktivitas,
pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan
sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi).
5)
Tidur
dan Istirahat : Menggambarkan
pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
6)
Sensori,
Presepsi dan Kognitif : Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi
keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan
penghidu), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7)
Konsep
diri : Menggambarkan
bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran
diri, dan perasaan.
8)
Seksual
dan Reproduksi : Menggambarkan
kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi
wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan
mengetahui alat kelaminnya.
Kaji pasien mengenai :
·
Masalah
atau perhatian seksual
·
Menstrusi,
jumlah anak, jumlah suami/istri
·
Gambaran
perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman, pelukan, sentuhan dll)
·
Pengetahuan
yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
·
Efek
terhadap kesehatan
·
Riwayat
yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
Cara mengkaji pasien :
·
Apakah
kehidupan seksual anda aktif?
·
Apakah
anda menggunakan alat bantu/pelindung?
·
Apakah
anda mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks?
9)
Pola
Peran Hubungan : Menggambarkan
pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama
dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
10) Manajemen Koping Setress : Menggambarkan pola koping umum, dan
keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi stress.
11) Sistem Nilai Dan Keyakinan : Menggambarkan pola nilai, tujuan atau
kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan
keputusan gaya hidup.
(Patricia,1996)
F.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Disfungsi seksual : Suatu kondisi ketika
individu mengalami suatu perubahan fungsi seksual selama fase respons seksual
berupa hasrat, terangsang, dan/atau orgasme, yang dipandang tidak memuaskan,
tidak bermakna, atau tidak adekuat.
Batasan karakteristik
:
·
Gangguan aktivitas seksual
·
Gangguan eksitasi seksual
·
Gangguan kepuasan seksual
·
Merasakan keterbatasan seksual
·
Penurunan hasrat seksual
Faktor yang
berhubungan :
·
Gangguan fungsi tubuh
·
Gangguan struktur tubuh
·
Kurang pengetahuan tentang fungsi seksual
·
Tidak ada privasi
(NANDA,2015)
2.
Ketidakefektifan pola
seksual : Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas individu
Batasan karakteristik
:
·
Kesulitan dalam aktivitas seksual
·
Kesulitan dalam prilaku seksual
·
Perubahan pada aktivitas seksual
Faktor yang
berhubungan :
·
Hambatan dalam hubungan dengan oang terdekat
·
Konflik dengan orientasi seksual
·
Konflik dengan perbedaan varian
·
Kurang ketrampilan tentang alternatif yang berhubungan
dengan seksual
·
Kurang pengetahuan tentang alternative yang berhubungan
dengan seksual
·
Model peran tidak cukup
·
Takut hamil
·
Takut infeksi menular seksual
·
Tidak ada orang terdekat
·
Tidak ada privasi
(NANDA,2015)
G.
RENCANA KEPERAWATAN
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Disfungsi
seksual berhubungan dengan tidak ada privasi
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam
diharapkan disfungsi seksual px dapat teratasi KH :
1.
Penurunan libido (skala 1-5)
2.
Menunjukkan
harga diri (skala 1-5)
3.
Menunjukkan perasaan
mampu memberdayakan diri (skala 1-5)
4.
Menunjukkan
hubungan interpersonal yang positif (skala 1-5)
5.
Menunjukkan
tanda-tanda depresi (skala 1-5)
6.
Ekspresi adanya
harapan
(Skala 1-5)
|
Konseling
seksual :
1.
Bangun hubungan terapeutik, didasarkan kepercayaan dan
rasa hormat.
2.
Tetapkan lamanya
hubungan konseling.
3.
Berikan privasi dan jaminan kerahasiaan.
4.
Informasikan pada pasien di awal hubungan bahwa
hubungan seksual adalah bagian penting dari kehidupan dan bahwa penyakit,
obat-obatan dan stres sering merubah fungsi seksual.
5.
Diskusikan efek dari suatu penyakit, efek obat tentang
seksualitas, dan efek dari perubahan seksualitas pada orang lain yang
signifikan.
6.
Diskusikan tingkat penegtahuan pasien tentang
seksualitas pada umumnya.
7.
Bantu pasien untuk mengekpresikan kesedihan dan
kemarahan tentang perubahan dalam fungsi tubuh/ penampilan.
8.
Diskusikan bentuk-bentuk alternatif dari ekspresi
seksual yang diterima pasien.
9.
Anjurkan pasien tentang penggunaan obat-obatan untuk
meningkatkan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual.
|
1.
Membina rasa percaya antara perawat dan pasien
2.
Memberi waktu untuk pasien
3.
Menjamin kerahasiaan data dan keluhan
4.
Memberikan pengetahuan kepada pasien tantang kebutuhan
seksual dan faktor-faktor yang mempengaruhi
5.
Membantu pasien dalam mengetahui efek dari penyakit
atau obat terhadap kehidupan seksual
6.
Mengetahui bagaimana pandangan pasien terhadap seksual
7.
Membantu pasien dalam mengekspresikan masalah yang
dialaminya
8.
Memberikan alternatif pemecahan masalah terghadap
masalah pasien
9.
Memberikan pengetahuan tentang obat-obatan yang
membentu kehidupan seksual
|
2
|
Ketidakefektifan
pola seksual berhubungan dengan tidak ada privasi
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam
diharapkan pola seksual pasien px normal
dengan KH :
1.
Menunjukkan
Pemulihan dari Penganiayaan Seksual, yang dibuktikan oleh indikator berikut
(sebutkan 1-5: tidak ada, terbatas, sedang, banyak atau sangat banyak.)
2.
Menunjukkan
Harga Diri, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: tidak
pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu positif)
|
1.
Tingkatkan Citra
Tubuh: meningkatnya persepsi sadar dan persepsi bawah sadar serta sikap
pasien terhadap tubuhnya
2.
Tingkatkan
Koping: membantu pasien menyesuaikan diri dengan persepsi stresor, perubahan,
atas ancaman, yang menghambat pemenuhan tuntutan hidup dan peran
3.
Tingkatkan Peran : membantu pasien, oramg
terdekat, atau keluarga untuk meningkatkan hubungan dengan mengklarifikasi
dan menambah perilaku peran tertentu
4.
Tingkatan Harga
Diri: menbantu pasien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri
5.
Konseling
Seksual: penggunaan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada
kebutuhan untuk membuat untuk membuat penyesuaian pada praktik seksual atau
meningkatkan koping terhadap gangguan atau peristiwa seksual
|
1.
Membantu pasien dalam meningkatkan citra diri
2.
Membantu pasien dalam meningkatkan koping
3.
Membantu pasien untuk saling mendukung dengan orang
terdekat
4.
Membantu pasien dalam meningkatkan harga diri
5.
Memberi pengetahuan tentang seksual terhadap pasien
6.
|
H.
IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan
interverensi
I.
EVALUASI
a.
Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan
analisis terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b.
Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi
observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu
J.
REFERENSI
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed. 6. United Kingdom:
Elsevier
Herdman, T Heater. 2015. Diagnosis
Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Hidayat, A. A. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing
Outcomes Clasification (NOC) Ed.5. Uniteed Kingdom : Elsevier
Potter, Patricia. A. 1996.Pengkajian
Kesehatan Ed. 3. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment