Monday, April 24, 2017



LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN 
SEKSUALITAS


A.      PENGERTIAN
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai , memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut ( Hidayat, 2009)

B.       POHON MASALAH



C.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Hematologi
2.      Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
3.      Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
4.      Urinalis
5.      Skrining obat.
(Hidayat,2009)

D.      PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      Terapi Non Farmakologik : Seperti pendidikan tentang seksual, konseling seksual, dan promosi tentang seksual
2.      Terapi Farmakologik : Seperti terapi hormonal
(Hidayat,2009)

E.       PENGKAJIAN KEPERAWATAN 
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1)      Pola Kesehatan : Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, dan bagaimana kesehatan mereka diatur.
2)      Pola Nutrisi : Menggambarkan kinsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan 
3)      Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi (usus besar, kandung kemih, dan kulit), termasuk pola individu seehari-hari, peerubahan atau gangguan, dan metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi
4)      Aktivitas dan Latihan : Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi).
5)      Tidur dan Istirahat : Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
6)      Sensori, Presepsi dan Kognitif : Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan penghidu), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7)      Konsep diri : Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran diri, dan perasaan.
8)      Seksual dan Reproduksi : Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
Kaji pasien mengenai :
·         Masalah atau perhatian seksual
·         Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri
·         Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman, pelukan, sentuhan dll)
·         Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
·         Efek terhadap kesehatan
·         Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
Cara mengkaji pasien :
·         Apakah kehidupan seksual anda aktif?
·         Apakah anda menggunakan alat bantu/pelindung?
·         Apakah anda mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks?
9)      Pola Peran Hubungan : Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
10)  Manajemen Koping Setress : Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi stress.
11)  Sistem Nilai Dan Keyakinan : Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup.
(Patricia,1996)

F.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Disfungsi seksual : Suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan fungsi seksual selama fase respons seksual berupa hasrat, terangsang, dan/atau orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna, atau tidak adekuat.
Batasan karakteristik :
·         Gangguan aktivitas seksual
·         Gangguan eksitasi seksual
·         Gangguan kepuasan seksual
·         Merasakan keterbatasan seksual
·         Penurunan hasrat seksual
Faktor yang berhubungan :
·         Gangguan fungsi tubuh
·         Gangguan struktur tubuh
·         Kurang pengetahuan tentang fungsi seksual
·         Tidak ada privasi
(NANDA,2015)
2.      Ketidakefektifan pola seksual : Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas individu
Batasan karakteristik :
·         Kesulitan dalam aktivitas seksual
·         Kesulitan dalam prilaku seksual
·         Perubahan pada aktivitas seksual
Faktor yang berhubungan :
·         Hambatan dalam hubungan dengan oang terdekat
·         Konflik dengan orientasi seksual
·         Konflik dengan perbedaan varian
·         Kurang ketrampilan tentang alternatif yang berhubungan dengan seksual
·         Kurang pengetahuan tentang alternative yang berhubungan dengan seksual
·         Model peran tidak cukup
·         Takut hamil
·         Takut infeksi menular seksual
·         Tidak ada orang terdekat
·         Tidak ada privasi
(NANDA,2015)

G.  RENCANA KEPERAWATAN
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Disfungsi seksual berhubungan dengan tidak ada privasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam diharapkan disfungsi seksual px dapat teratasi KH :
1.      Penurunan libido (skala 1-5)
2.      Menunjukkan harga diri (skala 1-5)
3.      Menunjukkan perasaan mampu memberdayakan diri (skala 1-5)
4.      Menunjukkan hubungan interpersonal yang positif (skala 1-5)
5.      Menunjukkan tanda-tanda depresi (skala 1-5)
6.      Ekspresi adanya harapan (Skala 1-5)
Konseling seksual :
1.      Bangun hubungan terapeutik, didasarkan kepercayaan dan rasa hormat.
2.      Tetapkan lamanya  hubungan konseling.
3.      Berikan privasi dan jaminan kerahasiaan.
4.      Informasikan pada pasien di awal hubungan bahwa hubungan seksual adalah bagian penting dari kehidupan dan bahwa penyakit, obat-obatan dan stres sering merubah fungsi seksual.
5.      Diskusikan efek dari suatu penyakit, efek obat tentang seksualitas, dan efek dari perubahan seksualitas pada orang lain yang signifikan.
6.      Diskusikan tingkat penegtahuan pasien tentang seksualitas pada umumnya.
7.      Bantu pasien untuk mengekpresikan kesedihan dan kemarahan tentang perubahan dalam fungsi tubuh/ penampilan.
8.      Diskusikan bentuk-bentuk alternatif dari ekspresi seksual yang diterima pasien.
9.      Anjurkan pasien tentang penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual.
1.      Membina rasa percaya antara perawat dan pasien
2.      Memberi waktu untuk pasien
3.      Menjamin kerahasiaan data dan keluhan
4.      Memberikan pengetahuan kepada pasien tantang kebutuhan seksual dan faktor-faktor yang mempengaruhi
5.      Membantu pasien dalam mengetahui efek dari penyakit atau obat terhadap kehidupan seksual
6.      Mengetahui bagaimana pandangan pasien terhadap seksual
7.      Membantu pasien dalam mengekspresikan masalah yang dialaminya
8.      Memberikan alternatif pemecahan masalah terghadap masalah pasien
9.      Memberikan pengetahuan tentang obat-obatan yang membentu kehidupan seksual

2
Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan tidak ada privasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam diharapkan pola seksual pasien px normal dengan KH :
1.      Menunjukkan Pemulihan dari Penganiayaan Seksual, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: tidak ada, terbatas, sedang, banyak atau sangat banyak.)
2.      Menunjukkan Harga Diri, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu positif)
1.      Tingkatkan Citra Tubuh: meningkatnya persepsi sadar dan persepsi bawah sadar serta sikap pasien terhadap tubuhnya
2.      Tingkatkan Koping: membantu pasien menyesuaikan diri dengan persepsi stresor, perubahan, atas ancaman, yang menghambat pemenuhan tuntutan hidup dan peran
3.      Tingkatkan Peran : membantu pasien, oramg terdekat, atau keluarga untuk meningkatkan hubungan dengan mengklarifikasi dan menambah perilaku peran tertentu
4.      Tingkatan Harga Diri: menbantu pasien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri
5.      Konseling Seksual: penggunaan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada kebutuhan untuk membuat untuk membuat penyesuaian pada praktik seksual atau meningkatkan koping terhadap gangguan atau peristiwa seksual
1.      Membantu pasien dalam meningkatkan citra diri
2.      Membantu pasien dalam meningkatkan koping
3.      Membantu pasien untuk saling mendukung dengan orang terdekat
4.      Membantu pasien dalam meningkatkan harga diri
5.      Memberi pengetahuan tentang seksual terhadap pasien
6.       

H.      IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi

I.         EVALUASI
a.       Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b.      Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu

J.        REFERENSI
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed. 6. United Kingdom: Elsevier
Herdman, T Heater. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Hidayat, A. A. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Ed.5. Uniteed Kingdom : Elsevier
Potter, Patricia. A. 1996.Pengkajian Kesehatan Ed. 3. Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment