Monday, April 24, 2017



LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
PERSONAL HYGINE


A.      PENGERTIAN
Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis (Mubarak,2008)

B.       POHON MASALAH


                             C.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan Laboratorium : Berhubungan dengan masalah yang di alami
2.      Pemeriksaan Fisik : Mengetahui adanya kelainan yang dapat menghambat mobilitas serta adanya masalah pada fisik
(Wartonah,2006)


D.       PENATALAKSANAAN MEDIS
Pasien dengan gangguan  defisit  perawatan  diri tidak  membutuhkan perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai  kejiwaan melalui komunikasi terapeutik (Asmadi,2008)

E.  PENGKAJIAN KEPERAWATAN 
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1)      Pola Kesehatan : Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, dan bagaimana kesehatan mereka diatur.
2)      Pola Nutrisi : Menggambarkan kinsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan 
Kaji pasien mengenai :
·         Jenis dan jumlah makanan
·         Adanya bantuan dalam makan atau minum dari orang lain
·         Adanya gangguan pada saluran pencernaan
Cara mengkaji :
·         Apasajakah jenis makanan dan minuman yang anda konsumsi ?
·         Berapa jumlah makanan yang habis setiap kali anda makan (pagi, siang, sore) ?
·         Apakah anda memdapat bantuan orang lain saat anda makan ?
·         Adakah gangguan pada saluran pencernan anda ?
3)      Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi (usus besar, kandung kemih, dan kulit), termasuk pola individu seehari-hari, peerubahan atau gangguan, dan metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi
Kaji pasien mengenai :
·         Kemampuan perawatan diri : kekamar mandi dan kebersihan diri
·         Penggunaan bantuan untuk ekskresi
Cara mengkaji :
·         Apakah anda mempunyai hambatan untuk ke toilet ?
·         Apakah anda dibantu untuk pergi ke toilet ?
·         Apakah anda menggunakan alat bantu jika anda kencing ?
4)      Aktivitas dan Latihan : Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi).
Kaji psien mengenai :
·         Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, dan eliminasi)
·         Aktivitas sehari-hari
·         Mandiri, bergantung atau perlu bantuan
Cara mengkaji pasien :
·         Apakah anda mengalami kesulitan dalam berpakaian, mandi, makan, dan eliminasi ?
·         Apakah anda mendapat bantuan dari orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari
5)      Tidur dan Istirahat : Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
6)      Sensori, Presepsi dan Kognitif : Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan penghidu), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7)      Konsep diri : Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran diri, dan perasaan.
8)      Seksual dan Reproduksi : Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
9)      Pola Peran Hubungan : Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
10)  Manajemen Koping Setress : Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi stress.
11)  Sistem Nilai Dan Keyakinan : Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup.
(Patricia,1996)

F.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri mandi : Hambatan kemampuan untuk melakuakan atau menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri
Batasan Karakteristik :
·         Ketidakmampuan membasuh tubuh
·         Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
·         Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
·         Ketidakmampuan mengatur air mandi
·         Ketidakmampua  menjangkau sumber air
Faktor yang berhubungan

·         Ansietas
·         Gangguan fungsi kognitif
·         Gangguan muskuloskeletal
·         Gangguan neuromuskular
·         Gangguan persepsi
·         Kelemahan
·         Kandala lingkungan
·         Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
·         Nyeri
·         Penurunan motivasi

(NANDA,2015)
2.      Defisit perawatan diri eliminasi : Hambatan kemampuan untuk melakuakan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi secara mandiri
Batasan karakteristik :
·         Ketidakmampuan melakukan hygine eliminasi secara komplet
·         Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
·         Ketidak mampuan mencapai toilet
Faktor yang berhubungan :

·         Ansietas
·         Gangguan fungsi kognitif
·         Gangguan muskuloskeletal
·         Gangguan neuromuskular
·         Gangguan persepsi
·         Hambatan kemampuan berpindah
·         Kelemahan
·         Keletihan
·         Kendala lingkungan
·         Penurunan motivasi

(NANDA,2015)

G.                RENCANA KEPERAWATAN
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam diharapkan defisit perawatan diri pasien dapat diatasi dengan KH :
1.      Keluar masik kamar mandi (skala1-5)
2.      Mengatur air mandi (skala1-5)
3.      Mengatur suhu air (skala 1-5)
4.      Mengatur aliran air (skala 1-5)
Bantuan perawatan diri :
1.      Mempertimbangkan budaya pasien sebelum menawarkan bantuan perawatan diri
2.      Mempertimbangkan usia pasien sebelum menawarkan bantuan perawatan diri
3.      Monitor kemampuan pasien dalam perawaan diri mandiri
4.      Menciptakan suasana terapiotik dengan memastikan kehangatan, ketenangan, pribadi, dan pengalaman pribadi
5.      Monitor pasien dalam beradaptasi dengan alat perawatan diri, pakaian, mandi/riasan, eliminasi, dan makan
6.      Bantu pasien jika memungkinkan
1.      Mengetahui latar belakang pasien sehingga memudahkan dalam memberikan asuhan
2.      Mengetahui bagaimana kondisi pasien sehingga meminimalisir resiko lainnya
3.      Mengetahui bagaimana perkembangan perawatan diri pasien
4.      Membantu pasien merasa nyaman dalam melakukan tindakan
5.      Membantu pasien dalam beradaptasi dengan alat-alat yang baru
6.      Membantu pasien jika ada kesulitan dalam melakukan tindakan
2
Defisit perawatan diri eliminasi berhubungan dengan kelemahan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... X 24 jam diharapkan defisit perawatan diri pasien dapat diatasi dengan KH :
1.      Respon kantung kemih penuh tepat waktu (skala 1-5)
2.      Respon dorongan untuk BAB (skala 1-5)
3.      Melepas pakaian (skala 1-5)
4.      Dapat pergi ke toilet untuk pengeluaran urin (skala 1-5)
5.      Dapat pergi ke toilet untuk buang air besarr (skala 1-5)
Bantuan perawatan diri :
1.      Mempertimbangkan budaya pasien sebelum menawarkan bantuan perawatan diri
2.      Mempertimbangkan usia pasien sebelum menawarkan bantuan perawatan diri
3.      Monitor kemampuan pasien dalam perawaan diri mandiri
4.      Menciptakan suasana terapiotik dengan memastikan kehangatan, ketenangan, pribadi, dan pengalaman pribadi
5.      Monitor pasien dalam beradaftasi dengan alat perawatan diri, pakaian, mandi/riasan, eliminasi, dan makan
6.      Bantu pasien jika memungkinkan
1.      Mengetahui latar belakang pasien sehingga memudahkan dalam memberikan asuhan
2.      Mengetahui bagaimana kondisi pasien sehingga meminimalisir resiko lainnya
3.      Mengetahui bagaimana perkembangan perawatan diri pasien
4.      Membantu pasien merasa nyaman dalam melakukan tindakan
5.      Membantu pasien dalam beradaptasi dengan alat-alat yang baru
6.      Membantu pasien jika ada kesulitan dalam melakukan tindakan

H.      IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi

I.         EVALUASI
a.       Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b.      Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu.

J.        REFERENSI   
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed. 6. United Kingdom: Elsevier
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Herdman, T Heater. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Ed.5. Uniteed Kingdom : Elsevier
Mubarak, Wahit & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia. A. 1996.Pengkajian Kesehatan Ed. 3. Jakarta : EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ed.3. Jakarta : Selemba Medika

No comments:

Post a Comment